Think Positive

Sebuah kisah nyata…

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu :

“Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan” Ibu itu kemudian menutup matanya.

“Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?” Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; “Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi”. Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung
menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas
membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

“Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu”. Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

“Sekarang bukalah mata ibu” Ibu itu membuka matanya “Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?”

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Aku tahu maksud anda” ujar sang ibu, “Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif”.

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami
Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Dan teknik yang
dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita ‘membingkai ulang’ sudut pandang kita sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Balerina

Di sebuah negara di Eropa Timur, di sebuah kota, seorang Balerina, sedang berlatih keras mempersiapkan diri untuk audisi balerina idol di negaranya. Balerina muda yang bernama Eva ini berlatih dengan penuh semangat. Hingga ketika tiba hari audisi…..

Eva menanti-nanti cemas giliran dia untuk tampil audisi. Beberapa penari lain sudah mulai tampil memperagakan kemahiran masing-masing di depan pelatih balet kenamaan yang bernama Vladimir. Eva sudah lama menantikan hal ini, tampil di depan pelatih balet kenamaan internasional, dia sudah mengidamkan untuk menjadi murid balet dari pelatih terkenal ini, Vladimir….
“Dan peserta berikutnya…kita panggilkan Eva….” terdengar suara panitia memanggil nama Eva untuk tampil ke atas panggung audisi memperagakan tarian baletnya..

Dan Eva pun bergerak maju ke depan. Setelah membungkuk hormat pada si pelatih kenamaan, Eva mulai memperagakan tarian baletnya… Satu jurus, dua jurus, tiga jurus….

Tiba-tiba si pelatih kenamaan bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan meja nya dan berjalan masuk ke ruang belakang.. Eva si penari balet, meliat si pelatih kenamaan tadi masuk ke ruang belakang, menjadi kecewa. Dia merasa kecewa, baru memperagakan sedikit tarian baletnya, si pelatih sudah meninggalkan ruangan.

Air mata menitik di pipi Eva, dia merasa si pelatih kecewa dengan tarian dia sehingga meninggalkan ruang audisi. Eva dengan air mata bergegas meninggalkan ruang audisi, dia merasakan harapan dan impian-impian dia kabur untuk menjadi penari balet terkenal pupus sudah…

Selang beberapa tahun kemudian….

Ketika Eva sedang berjalan-jalan di kotanya dengan kedua putrinya, ada suara yang menyapanya…

“Anda Eva bukan?” kata suara tadi

Eva mencari sumber suara, ketika dia menemukan sumber suara, dia terkejut sekali. Ternyata Vladimir si pelatih balet kenamaan, juri audisi balet yang pernah dia ikuti.

“Iya, saya Eva,”jawab Eva singkat. Eva teringat kekecewaan yang dia alami dulu beberapa tahun yang silam, ketika si Vladimir pelatih kenamaan ini meninggalkan dia pada saat dia baru saja tampil di audisi. Pada saat itu Eva mau menampilkan seluruh keahlian dia di bidang balerina, namun baru tiga jurus, si pelatih dan sekaligus juri audisi meninggalkannya..

“Kenapa sdri Eva tidak melanjutkan karir balerina?” tanya Vladimir. “Saya dulu mencari-cari sdri Eva beberapa kali, saya melihat potensi yang besar sekali ada pada diri sdri. Saya ingin sekali mendapatkan seseorang yang bisa saya jadikan juara balerina terkenal dari sdri Eva. Waktu itu saya hanya meliat sedikit saja tarian sdri, saya sudah tau bahwa sdri betul-betul punya bakat yang luar biasa, saya mau memberikan kartu nama saya pada sdri Eva agar bisa menghubungi saya sesudah audisi untuk pelatihan selanjutnya, namun kartu nama saya di saku saya waktu itu habis, sehingga saya terpaksa bergegas ke belakang, ke ruangan saya untuk mengambil kartu nama lagi untuk sdri, namun ketika saya kembali ke ruangan audisi, saya tidak menjumpai sdri Eva lagi.”jelas Vladimir, si pelatih tari ini…

Mendengar penjelasan ini, Eva merasakan penyesalan yang dalam. Dia dulu ternyata salah anggapan..

Nah..apa hikmah dari cerita berikut?

Cerita hikmah berikut menggambarkan bahwa kita tidak boleh terlalu cepat menyerah, tidak boleh juga berpikiran negatif.. Si Eva berpikir negatif merasa si pelatih meninggalkan dia pada saat audisi padahal si pelatih bermaksud sebaliknya…

Tips mengisi waktu luang

Apa yang biasa anda lakukan bila sedang menunggu sesuatu? Atau tengah berada di
waktu luang antara dua kegiatan? Mungkin anda sedang menunggu di airport,
menanti appointment, atau tidak tahu harus berbuat apa. Berikut adalah sepuluh
tips yang mungkin bisa anda lakukan untuk mengisi waktu luang dan mengubahnya
menjadi saat-saat yang bermanfaat bagi diri anda.

1. Membereskan tempat kerja atau sekeliling anda.

Mulailah (tetapi tak perlu berharap harus selesai) membersihkan atau merapikan
isi laci meja, tumpukan berkas-berkas, atau file kerja anda. Kegiatan ini
membuat anda merasa lebih nyaman akan tempat kerja anda, dan menumbuhkan
pengendalian diri karena anda bisa memutuskan apa yang benar-benar diperlukan
dekat dengan anda. Selain itu, sebenarnya anda membantu diri anda sendiri,
lingkungan dan orang lain. Siapa tahu tindakan anda ini memberi ide bagi orang
di sekitar anda untuk melakukan hal yang sama.

2. Bacalah buku atau majalah yang memang perlu anda baca.

Meskipun anda telah berlangganan atau membeli majalah dan buku yang anda
inginkan, mungkin anda kehilangan kesempatan untuk membacanya karena tak lagi
cukup penting dan menumbuhkan minat anda. Coba cari, mungkin ada buku atau
manual yang diedarkan di kantor anda, tetapi anda belum sempat membacanya
dengan seksama. Bacalah atau bawalah beberapa buku dalam tas kerja anda.

3. Peregangan – peregangan – p-e-r-e-g-a-n-g-a-n.

Lakukan peregangan dan bernafaslah perlahan-lahan. Anda akan merasakan betapa
segar dan energi baru mengalir dalam tubuh anda. Peregangan tak perlu dilakukan
dengan penuh semangat, kenyataannya – anda harus melakukannya dengan perlahan
dan lembut. Jangan lupa untuk melakukan peregangan saat anda duduk di kendaraan
atau pesawat dalam waktu lama. Meskipun anda hanya meregangkan tubuh bagian
atas saja, anda tetap akan merasakan betapa darah anda mengalir.

4. Siram dan periksalah tanaman peliharaan anda.

Bila memungkinkan, jagalah keindahan tanaman yang tumbuh di rumah atau ruang
kerja anda. Rawat mereka, meskipun hanya sejenak, dan mereka akan membalasnya
untuk anda. Apakah anda tak mempunyai tanaman hias? Kalau begitu, tak ada
salahnya anda membawa beberapa tanaman hias yang cocok dengan keadaan dan
kondisi lingkungan anda.

5. Perkaya kosa kata anda.

Ambillah kamus. Mungkin anda akan temukan beberapa kata yang pernah anda dengan
atau baca tetapi anda tak tahu pasti apa maknanya. Apakah anda sadar bahwa
dalam berkomunikasi anda menggunakan kata-kata yang sama berkali-kali? Bukalah
kamus dan temukan kata baru atau phrase menarik yang bisa anda ingat-ingat
gunakan sehari-hari. Perbendaharaan kosa kata adalah asset anda.

6. Periksa kendaraan anda, luar maupun dalam.

Bagi kebanyakan dari kita, mobil adalah rumah di saat kita jauh dari rumah.
Pastikan kendaraan anda terawat baik. Periksalah keadaan olie, ban, bagian-
bagian yang mungkin mulai berkarat, wiper, minyak rem. Jangan lupa untuk
memeriksa apa-apa yang perlu anda sediakan dalam kendaraan, seperti, peta,
kotak obat, kotat peralatan, dan lain-lain.

7. Minum dan makanlah yang menunjang kesehatan anda

Ini adalah langkah yang baik, terutama jika anda tidak mempunyai pola makan
yang sehat. Ingatlah, anda disarankan untuk minum setidaknya delapan sampai
sepuluh gelas sehari. Segelas air yang segar akan menyegarkan dan membersihkan
tubuh anda. Demikian juga buah dan sayur-sayur segar. Tubuh anda, yang
sekaligus kediaman bagi jiwa anda, akan berterimakasih pada anda.

8. Pererat hubungan pribadi anda.

Sembari menunggu, teleponlah teman atau keluarga meski hanya untuk menyampaikan
salam saja. Katakan di awal pembicaraan bahwa anda hanya memiliki sedikit waktu
untuk berbicara. Mengirim email bisa jadi cukup efisien. Bila anda menunggu dan
mengisi waktu dengan seseorang yang dekat dengan anda, nyatakan kegembiraan
anda dan tersenyumlah. Tunjukkan betapa berharganya ia bagi anda. Ini juga akan
membuat anda berharga bagi dia.

9. Lakukan brainstorming

Keluarlah dari pola mental lama dan gerakkan sel-sel otak anda menuju arah
baru. Lakukan peregangan bagi mental dan bangkitkan ide-ide bagaimana anda bisa
melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda. Tanyakan pada diri anda sendiri
pertanyaan-pertanyaan “bagaimana jika” maka anda akan terkesan dengan jawaban-
jawaban dan kemungkinan-kemungkinan yang muncul.

10. Berhentilah sejenak memikirkan sesuatu dan bersyukurlah atas hidup anda.

Cobalah untuk merasakah betapa beruntungnya anda — dan sesungguhnya anda benar-
benar beruntung. Rasakan kelimpahan yang anda miliki, tak peduli betapa banyak
keinginan anda yang tak terpenuhi. Selalulah bersyukur atas segala yang ada
pada anda, dan jangan memikirkan apa-apa yang tak tercapai dalam hidup anda.
Setiap pohon apel, betapa bagusnya, selalu memiliki buah apel yang busuk.
Dengan menumbuhkan kesadaran positif anda menemukan apa yang ada dalam hidup
adalah hadiah bagi anda.

Le Scaphandre et le Papillon

cover Ini adalah memoir dari Jean – Dominique Bauby yang isinya cerita hidupnya setelah terkena stroke berat sampe kondisi yang namanya locked-in syndrome. Di sini juga ada ceritain hidupnya sebelim kena stroke. Semua isi buku ini di tulis Bauby dengan cara mengedipkan kelopak mata kirinya.

Buku ini di bikin filmnya, judulnya ‘the Diving Bell and the Butterfly’.

Buat info lengkapnya klik di sini ajah.

Jean- Dominique Bauby

Apakah anda pernah membayangkan menulis buku bukan dengan  tangan, kaki atau anggota tubuh lainnya? Bayangkan kalau anda menulis dengan kelopak mata kiri? Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk  dilakukan, Anda tentu belum mengenal orang yang bernama Jean- Dominique Bauby. Seorang pemimpin redaksi majalah Elle, majalah  kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.

Betapa mengagumkan semangat hidup dan tekad maupun kemauannya untuk  menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa.  Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa  yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, Anda pasti akan  berpikir, “Berapa pun problem dan beban hidup kita semua,  hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!”

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya  lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya “Seperti pikiran di dalam botol”. Memang ia  masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya  adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi  dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman- temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip  apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. “Bukan main,”  kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan  menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita  disuruh “menulis” dengan cara si Jean, barang kali kita harus  menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean  dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, “Le Scaphandre” et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang  digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun  untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah  bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti  pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya  yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa  punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu  mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat  cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas  juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga  mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: “Bagian yang paling  menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri  secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang  tertutup!”

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang  stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia  karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah  kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan  anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah…!  Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi  bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian  berterima kasih/ bersyukurl).

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi  Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar  sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa  (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan
secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus  hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia  harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri  apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita  bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak  meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa  yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah  seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak  sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup.  Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak  pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah  kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang  telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak  cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide  besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha. Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!

Sumber: Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur oleh Lianny Hendranata

Believe in Yourself

WAKTU masih kecil, Anda mungkin pernah mendengar kisah adaptasi ‘The Little Engine That Could’? Buku itu bercerita tentang kereta api yang bergerak ke bukit dengan perlahan dan tersendat. Lokomotifnya berkata pada diri sendiri, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa.” Kereta pun terus bergerak perlahan naik hingga tiba di bukit dengan selamat.

Pelajaran sederhana yang dapat diberikan ialah: percayalah pada kemampuan diri sendiri. Seandainya lokomotif itu tidak percaya akan kemampuannya tiba di atas bukit, bisa jadi kisah dalam buku itu berakhir menyedihkan.

Bukan hanya lokomotif itu saja yang dapat mengatakan, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa”, tetapi Anda pun dapat melakukan yang sama. William Arthur Ward, penulis kondang asal Amerika mengatakan, ”Saya adalah pemenang karena saya berpikir seperti pemenang, bersiap jadi pemenang, dan bekerja serupa pemenang.” Ward betul, jika Anda berpikir menjadi seorang pemenang, maka memang benar Anda seorang pemenang.

Kisah heroik lokomotif itu dalam dunia nyata dibuktikan sendiri oleh Hendrawan, atlet bulutangkis Indonesia. Tahun 1997, Hendrawan dinyatakan sudah habis oleh PBSI. Karena faktor usia dan prestasinya yang menurun, PBSI bermaksud mengeluarkan Hendrawan dari Tim Pelatnas. Tapi Hendrawan punya keyakinan sendiri, bahwa ia percaya kemampuannya dan belumlah habis. Hendrawan masih percaya bahwa ia dapat meraih prestasi yang lebih baik lagi. Dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi, dan diiringi kerja keras yang tidak lelah, Hendrawan menunjukkan kepada dunia bahwa ia memang mampu meraih prestasi luar biasa.

Hendrawan membuktikan kemampuannya telah sempat dinyatakan sudah habis. Tahun 1998, Hendrawan menjadi penentu kemenangan Tim Thomas Indonesia. Juga ia menjuarai Singapura Terbuka. Kemudian di tahun 2000, Hendrawan kembali menjadi penentu kemenangan Tim Thomas Indonesia. Di tahun itu pula ia mengukir namanya dengan meraih medali perak dalam Olimpiade Sydney. Masih di tahun yang sama, ia menjadi runner up Jepang Terbuka. Dan pada tahun 2001, ia menjadi Juara Dunia Tunggal Putra, sebuah gelar yang menjadi idaman pebulutangkis manapun di dunia. Tahun 2002, ia kembali membawa Indonesia mempertahankan Piala Thomas ke Tanah Air.

Percaya kemampuan diri sendiri tak harus ditunjukkan oleh mereka yang berprofesi sebagai atlet, yang bekerja di kantoran, yang mempunyai stamina fisik yang prima, atau mereka yang masih muda dan memiliki semangat menggebu-gebu. Percaya pada diri sendiri, percaya akan kemampuannya, dapat ditunjukkan oleh siapa pun. Tanpa mengenal pekerjaan, status, umur, dan jenis kelamin.

mak eroh Adalah Mak Eroh. Generasi sekarang mungkin tak mengenal nama ini. Tahun 1988, nama Mak Eroh sempat menyedot publik nasional. Saat itu, semua orang ramai memperbincangkannya . Mak Eroh, waktu itu berumur 50 tahun, perempuan dari Kampung Pasirkadu, Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memang telah mengukir prestasi besar.

Apa yang membuat nama Mak Eroh melambung? Mak Eroh, bergelantungan seorang diri di lereng yang tegak di tebing cadas, di lereng timur laut Gunung Galunggung. Mak Eroh berhasil berjuang sendirian membuat saluran air sepanjang 47 hari. Ketika pertama kali Mak Eroh melakukannya, banyak masyarakat sekitar yang mencibir tindakannya. Tapi hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk terus bekerja. Mak Eroh percaya akan kemampuan nya, walau saat itu usianya boleh dibilang tidak muda. Seorang wanita yang mustinya menikmati hari tuanya dengan menimang atau bermain dengan cucu.

Mak Eroh yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas III SD dan memiliki tiga orang anak, dalam aksinya menggunakan tali areuy, tali sejenis rotan sebagai penahan ketika bergelantungan. Sedangkan alat yang dipakai untuk ‘mengebor’ tebing cadas hanyalah cangkul dan balincong, serupa linggis pendek.

Saluran untuk mengalirkan air dari Sungai Cilutung akhirnya berhasil diselesaikan. Berhentikah tindakan Mak Eroh mengebor tebing cadas? Belum. Dengan semangat yang tak kenal menyerah, Mak Eroh melanjutkan membuat saluran air berikutnya sepanjang 4,5 kilometer mengitari 8 bukit dengan kemiringan 60-90 derajat. Bukan main! Pengerjaannya kali ini dibantu oleh warga desa yang mau membantunya, setelah melihat dengan mata kepala sendiri hasil yang telah dilakukan Mak Eroh. Dalam waktu 2,5 tahun, pekerjaan lanjutan itu terselesaikan dengan baik. Hasilnya? Bukan hanya lahan pertanian sawah Desa Santana Mekar yang terairi sepanjang tahun. Tapi juga dua desa tetangga yang ikut menikmati kucuran air hasil kerja keras Mak Eroh setelah warganya membuat saluran penerus, yaitu Desa Indrajaya dan Sukaratu.

Aksi Mak Eroh akhirnya sampai juga ketelinga Presiden Suharto. Atas aksinya yang tergolong berani dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar, Mak Eroh mendapat penghargaan Upakarti Lingkungan Hidup pada tahun 1988. Setahun kemudian, dia juga meraih penghargaan lingkungan dari PBB.

Dua kisah di atas memberi hikmah bahwa sebenarnya kita memiliki kepercayaan diri yang tinggi atas kemampuan yang dimiliki. Seperti yang dikatakan oleh Mary Kay Ash, pengusaha kosmetik sukses asal Amerika, ”Anda bisa melakukannya jika Anda berpikir demikian, dan jika Anda kira tidak dapat melakukannya, Anda benar.” Percaya akan kemampuan diri sendiri. Jadilah lokomotif, dan teruslah bergerak untuk maju. (210708)

“Jika ada keyakinan yang dapat menggerakkan gunung, itu adalah keyakinan dalam diri Anda.”
– Marie von Ebner-Eschenbach, penulis, 1830-1916

Sumber: Percaya Pada Kemampuan Diri Sendiri oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta

Beautiful Cup

Sepasang  kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat  cangkir  itu,”  kata  si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Saat  mereka  mendekati  cangkir  itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima  kasih  untuk  perhatiannya,  perlu  diketahui  bahwa  aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok  tanah liat yang  tidak  berguna.  Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop  ! Aku berteriak,  Tetapi  orang  itu  berkata  “belum  !”  lalu ia mulai menyodok  dan meninjuku  berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku,  tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku  ke  dalam  perapian.  Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”

Akhirnya  ia  mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku  pikir,  selesailah  penderitaanku.  Oh  ternyata  belum. Setelah dingin aku diberikan  kepada  seorang  wanita  muda  dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita  itu  berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan  aku  lagi  ke  perapian  yang  lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan  penyiksaan  ini  !  Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang  ini  tidak  peduli  dengan teriakanku.Ia  terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah  benar-benar  dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku  dekat  kaca.  Aku  melihat  diriku.  Aku  terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya,  karena  di  hadapanku  berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

***

Sahabat,  dalam kehidupan ini adakalanya kita seperti  disuruh berlari, ada kalanya kita seperti digencet permasalahan kehidupan. Tapi sadarlah bahwa lakon-lakon itu merupakan cara Tuhan untuk membuat kita kuat. Hingga cita-cita kita tercapai. Memang pada saat itu tidaklah  menyenangkan,  sakit,  penuh  penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah  satu-satunya  cara  untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan.

“Sahabat,  anggaplah  sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab  Anda tahu bahwa ujian  terhadap  kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”

Apabila  Anda  sedang  menghadapi  ujian  hidup, jangan kecil hati, karena akhir dari apa yang sedang anda hadapi adalah kenyataan bahwa anda lebih baik, dan makin cantik dalam kehidupan ini.

Brave and Honest

Seorang raja yang memasuki usia senja ingin mencari penggantinya. Berbeda dengan kebiasaan, ia tak menunjuk anak-anak maupun pembantu terdekatnya. Ia justru memanggil para pemuda di negeri itu dan berpidato di hadapan mereka. “Aku akan mengadakan sayembara. Kalian semua akan mendapatkan sebuah biji. Tanamlah biji ini, rawatlah, dan kembalilah setahun lagi dengan tanaman kalian masing-masing. Bagi yang memiliki tanaman terbaik akan langsung kutunjuk menjadi raja menggantikanku!”

Seorang pemuda bernama Arya terlihat amat antusias. Ia menanam biji itu, dan menyiraminya tiap hari. Tapi sampai sebulan berlalu belum tumbuh apa-apa. Setelah 6 bulan, para pemuda mulai membicarakan tanaman mereka yang tumbuh tinggi, namun pot Arya masih kosong. Arya tak mengatakan apapun pada teman-temannya. Ia tetap menunggu bijinya tumbuh.

Setahun berlalu. Semua pemuda membawa tanamannya kepada raja. Semula Arya enggan, namun ibunya mendorongnya pergi dan berbicara apa adanya. Raja menyambut para pemuda seraya memuji tanaman yang mereka bawa. “Kerja kalian luar biasa. Tanaman kalian bukan main indahnya. Aku akan menunjuk seorang dari kalian menjadi raja yang baru!”

Tiba-tiba raja yang melihat Arya berdiri di belakang memanggilnya. Arya panik, “Jangan-jangan aku akan dibunuh,” pikirnya. Suasana kontan ricuh dengan ejekan dan cemoohan hadirin menyaksikan potnya yang kosong. “Diam semuanya!” teriak raja. Ia menoleh pada Raja, kemudian mengumumkan, “Inilah raja kalian yang baru!” Semua terkejut.

Bagaimana mungkin orang yang gagal yang menjadi raja? Raja melanjutkan, “Setahun yang lalu, aku memberi kalian sebuah biji untuk ditanam. Tapi yang kuberikan adalah biji yang sudah dimasak dan tak dapat tumbuh. Kalian semua telah menggantinya dengan biji yang lain. Hanya Arya yang memiliki KEJUJURAN dan KEBERANIAN untuk membawa pot dengan biji yang kuberikan. Karena itu dialah yang kuangkat menggantikanku!

Ada 2 kata penting yang dapat diambil dari cerita di atas. Pertama, kejujuran. Inilah dasar perilaku seseorang. Di jaman Nabi, ada seorang yang bertobat dan ingin menata dirinya. Tips nabi sederhana saja: “Jangan Bohong!” Orang ini senang karena Nabi tak melarang hal-hal yang lain. “Kalau cuma jangan bohong sih mudah,” pikirnya. Maka ia pun melakukan apa yang biasa dilakukannya.

Ia mau mencuri, tapi berpikir, “Bagaimana kalau tetanggaku menanyakan asal-usul hartaku ini?” Iapun membatalkan niatnya. Ia ingin berselingkuh, tapi berpikir, “Bagaimana kalau nanti keluargaku menanyakan kemana aku pergi?” Lagi-lagi ia mengurungkan niatnya. Begitulah seterusnya. Setiap ingin melakukan maksiat ia kontan membatalkannya.

Jadi kejujuran akan membawa perubahan mendasar pada diri seseorang. Tapi tanpa keberanian, kejujuran takkan membawa perubahan bagi orang banyak.

A Poetry from Quiters

Ternyata…
Tahu kapan harus berhenti
Tahu kapan harus menyerah
Tahu kapan harus mundur
Tahu kapan harus batal
Menghitung harga
Menyelidiki titik batas kita
Adalah sebuah seni dalam hidup

Kadang kita berhenti terlalu cepat
Kadang seharusnya kita terus maju
Kadang kita berhenti terlalu lambat
Kadang kita mengejar janji kosong
Kadang kata ‘pantang menyerah menipu kita’

Ingatlah mundur pun bagian dari strategi bertempur

4 Tipe Manusia Dalam Menghadapi Tekanan Hidup

“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?